tag:blogger.com,1999:blog-43980644452072813542024-03-13T01:18:31.264-07:00Erick's Bloger1ck9http://www.blogger.com/profile/15545112411209638849noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-4398064445207281354.post-43058557204100176862016-08-08T06:44:00.001-07:002016-08-08T19:08:51.465-07:00Harry Potter and The Cursed Child (2016) — Review<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://s10.postimg.org/cp9t1oegp/0_WAih_PY.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://s10.postimg.org/cp9t1oegp/0_WAih_PY.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Disaat petualangan Harry Potter di layar lebar telah usai pasca Deathly Hollows Part 2 lima tahun silam, kini J.K. Rowling mengajak kita bertualang sekali lagi bersama Potter. Tidak hadir lewat novel ataupun film, tetapi melalui pertunjukan teater yang pertama kali pentas pada akhir Juni tahun ini, Rowling bersama dengan kedua rekannya membawa kita kembali ke dunia Harry Potter tentunya dengan pemain-pemain yang baru. Sayangnya kita yang tidak tinggal di London tidak dapat menyaksikan pentas tersebut secara langsung. Tapi jangan khawatir karena mereka memutuskan membukukan script Cursed Child dan merilisnya akhir Juli lalu. Butuh delapan hari bagi saya untuk menyelesaikan novel script yang hanya berisi 300-an halaman, bukan karena malas, tapi tak ingin cepat-cepat berpisah dengan seri yang juga menjadi akhir petualangan mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Seperti tagline-nya, ceritanya langsung melompat 19 tahun pasca Deathly Hallows. Harry dan Ginny punya 3 anak: James, Albus dan Lily. Hermoine dan Ron punya 2 anak: Rose dan Hugo. Sementara Draco dan mendiang istrinya memiliki satu anak: Scorpius. Ceritanya berfokus pada Albus yang melihat sifat dirinya yang begitu berbeda dengan Harry. Albus bahkan masuk ke Slytherin berbeda dengan ayahnya dan kedua sodaranya yang masuk Gryfindor. Sejak saat itulah Albus terus diejek karena sangat bertentangan dengan ayahnya, sehingga Albus mencari pelarian dengan menjalin pertemanan dengan Scorpius Malfoy. Sama dengan Albus, Scorpius berbeda sekali dengan ayahnya. Scorpius begitu ramah, ceria dan penuh canda namun dibalik itu dia juga dihadapkan dengan rumor tak sedap bahwa dia itu keturunan Voldemort. Hingga suatu saat, Harry ditemui oleh ayah Cedric yang mendengar kapan bahwa Time-Turner masih ada dan berniat kembali ke masa lalu menyelamatkan Cedric yang dibunuh Voldemort saat berlomba dengan Harry. Albus yang menguping pembicaraan mereka, memutuskan untuk kembali ke masa lalu. Namun ternyata dibalik itu semua, banyak hal yang terjadi mulai dari apa yang terjadi jika kalian bermain-main dengan masa lalu hingga kebenaran pahit yang harus mereka dapati tentang seseorang yang mereka cintai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Secara keseluruhan, seri kedelapan ini masih penuh dengan petualangan, nostalgia, dan twist layaknya 7 novel Harry Potter sebelumnya. Beberapa karakter lama pun turut menghiasi novelnya mulai dari Dombledore, Snape hingga Voldemort. Walau masih terdapat beberapa plot-hole, buku kedelapan ini patut kalian baca jikalau kalian penggemar dunia Harry Potter. Setelah mengumumkan bahwa ini adalah seri penutup Potter dan tidak akan ada lagi novel Harry Potter yang selanjutnya, saya cukup merasa sedih tapi bahagia juga bahwa ini salah satu seri yang paling saya sukai mulai dari pertama kali novel nya keluar atau paling tidak pertama kali filmnya keluar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-large;">(GREAT)</b></div>
</div>
er1ck9http://www.blogger.com/profile/15545112411209638849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4398064445207281354.post-85662000099556777092016-08-08T06:23:00.001-07:002016-08-08T19:08:34.935-07:00Suicide Squad (2016) — Review<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://s9.postimg.org/uumwqc3kf/maxresdefault.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://s9.postimg.org/uumwqc3kf/maxresdefault.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di saat Man of Steel dan Batman v. Superman mendapat kritikan pedas karena gagal memuaskan animo penonton, Suicide Squad garapan David Ayer-lah yang menjadi tumpuan harapan bahwa DC Universe bisa bangkit dari keterpurukan setelah kesuksesan Dark Knight Trilogy-nya Nolan. Dengan trailer yang dihadirkan pada <i>San Diego Comic-Con 2015 </i>yang lalu, penggemar hingga kritik menaruh harapan besar bahwa film ini akan <i>fun, </i>menarik dan menghadirkan sesuatu yang berbeda. Namun <i>trailer</i> hanyalah <i>trailer </i>untuk film yang satu ini. Apa yang sebenarnya melenceng sehingga membuat Suicide Squad hanyalah sebatas film <i>hero </i>lewat semata?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebenarnya <i>Suicide Squad</i> cukup tampil bagus di awal 40 menit yang dibuka dengan Amanda Waller yang berencana membentuk Satuan Tugas X yang berisi para kriminal yang berhasil mereka tangkap yang kemudian dilanjutkan dengan pengenalan karakternya satu per satu. Yap, agak mengherankan bukan, Empat puluh menit hanya untuk pengenalan karakter yang memang cukup banyak, dan itupun hanya beberapa yang mendapat <i>showchase </i>yang lebih yakni: Deadshot serta Harley Quinn. Deadshot yang merupakan pembunuh bayaran yang piawai menggunakan senjata, sementara Harley Quinn yang merupakan mantan dokter yang menjadi gila setelah jatuh cinta dengan pasiennya, Joker. Sementara yang lainnya hanya diperkenalkan sekilas saja, mulai dari Diablo, Killer Croc hingga Dr. June yang dirasuki oleh sosok jahat bernama Enchantress. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Setelah pengenalan karakter, <i>Suicide Squad</i> harus jungkir balik membangun momentum dengan jalan ceritanya yang tidak jelas sebab-akibatnya mulai dari penjelasan yang ala kadarnya tentang <i>villain-</i>nya (sebenarnya Joker sebagai villain lebih bagus ketimbang ini), kemudian pengembangan karakternya yang malah berakhir gagal dan agak terasa seperti mereka tidak benar-benar Worst Heroes Ever, more like orang baik yang melakukan beberapa hal jahat kecil. Mungkin salah satu yang cukup menarik perhatian ialah Harley Quinn yang memang cukup tampil gemilang (diperankan oleh Margot Robbie). Sementara Jared Leto tampil lumayan walau masih jauh jika dibandingkan dengan pendahulunya. Sayangnya juga, beberapa scene Joker dipotong (menurut pengakuan Leto) sehingga kalian hanya akan melihat Joker sekitar 9-11 menit di film ini. Sama seperti dia hanya jadi pemain tambahan saja. Puncak klimaks-nya juga mengecewakan. </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sayang memang, satu lagi cerita yang begitu luar biasa di versi komik tapi tidak memenuhi ekspektasi dalam adaptasi film. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nilai plus film ini? Lebih baik "sedikit" (and more fun) dari Batman v. Superman terlepas dari lebih tertata baiknya jalan cerita BvS (terutama untuk versi Extended-nya) yang harus dihancurkan lebih dalam oleh kisah konyol "Martha" di penghujung. Untuk action sequence juga lumayan, walau beberapa scene terlihat CGI-nya kurang rapi sehingga terlihat agak amatiran. Namun tidak ada yang bisa menyangkal dengan soundtracknya yang keren-keren abis baik Original Soundtracknya maupun lagu-lagu yang di<i>feature</i> di dalam film ini mulai dari Twenty-one pilots, Rolling Stones, Etta James, sampai Bohemian Rhapsody-nya Queen yang diremake oleh Panic at the Disco!</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/4hbqps5v3/D6_Eb_X1_I.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /><img src="https://s9.postimg.org/tbv8juqpb/B2_D9ex2.png" /> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-large;">(MEDIOCRE)</b></div>
</div>
er1ck9http://www.blogger.com/profile/15545112411209638849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4398064445207281354.post-63590861351694107842016-07-26T06:36:00.003-07:002016-08-04T21:18:11.105-07:00"Tarantula" - #02 - First Day<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8qDXZsgDk5NwE7HxKOfHA_S_Xjy_QNdQjvbIpDYTvyJ1K_B_bkTRiiqUk2MtzzFhZxJY3Yb5dnHBCIvWVztnxsGK1F0__mNOIhZVE75YhOnpJe-QFCGMqjXzA4yRewcKOzgT-xfk7oXd5/s1600/sixshooterpistola.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8qDXZsgDk5NwE7HxKOfHA_S_Xjy_QNdQjvbIpDYTvyJ1K_B_bkTRiiqUk2MtzzFhZxJY3Yb5dnHBCIvWVztnxsGK1F0__mNOIhZVE75YhOnpJe-QFCGMqjXzA4yRewcKOzgT-xfk7oXd5/s640/sixshooterpistola.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kira-kira lima menit sesudahnya, Kyle bergegas keluar rumah bermodalkan kaos oblong bertuliskan Star Wars. Yah, Kyle adalah penggemar berat serial film Star Wars. Walaupun masih berusia muda, dia menggilai <i>franchise</i> yang sudah ada 30 tahun yang lalu ini, bahkan dulunya dia memiliki boks set film Star Wars orisinil yang sayangnya harus dia jual karena butuh uang pada saat pertama kali tiba di ibukota. Sesampai di luar gang-nya, Kyle harus memanggil taksi karena begitu buru-buru, tidak perduli berapa mahalnya, Kyle tidak mau merusak hari pertamanya di kesatuan barunya ini. Baru dua menit di atas taksi, teleponnya berdering lagi, tapi kali ini dering pesanlah yang ada. "Cepatlah! Darurat," isinya. Pesannya begitu singkat dan padat membuat Kyle semakin bertanya-tanya apa yang terjadi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Untungnya karena jalanan masih sangat sepi karena masih subuh, taksinya tiba di kantor hanya dalam waktu 15 menit. Kyle bergegas turun dan memandangi kantor barunya. Tak tahu harus berbuat apa, Kyle berusaha menghubungi Antonio kembali untuk tahu masuk dari mana, tapi tak ada jawaban darinya. "Lho?" pungkasnya dengan bingung. Daritadi Antonio sendiri yang ngebet dia kemari, sekarang giliran dihubungi, malah tidak ada jawaban. Kyle memberanikan diri melangkah masuk langsung ke pintu utama, dan betapa terkejutnya dia. Seorang pria, berkulit agak cokelat, tinggi sekitar 170cm cukup kurus berdiri di depannya memegang pistol dan diujungnya terlihat kepala Antonio. di mana Antonio terlihat pingsan. Kengerian langsung menggerogoti Kyle melihat ini semua. Apa ini lelucon? Apa ini beneran? Semua pertanyaan itu langsung membayangi pikiran Kyle. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Ada apa ini?" ucap Kyle dengan gugup. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Kau? Kau yang dihubungi tadi?" tanya pria ini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Y...Y...Ya," katanya dengan gugup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Dengarkan baik-baik, kau akan menuruti apa yang kuinginkan atau akan kuledakkan kepala bosmu ini, mengerti, brengsek?" katanya dengan nada lantang sampai suaranya terdengar satu ruangan besar. Kyle hanya bisa mengangguk, entah ini hanya latihan atau tidak, kedua-duanya tak memberi pilihan bagi Kyle untuk tidak menerima perintahnya. Sebagian besar diri Kyle meyakinkan dirinya kalau ini hanya simulasi, tapi siapa yang tahu . Dengan nada takut Kyle pun menyanggupinya sembari mengutarakan pertanyaan, "Memangnya apa yang mereka perbuat padamu?".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Mereka? Tidak... Tidak.. Tidak. Mereka tak berbuat apa-apa. Semua ini karena atasanmu yang sok ini. Gara-gara kelalaiannya, dia menabrak anakku sampai cacat. Dan paling buruknya lagi, dia melarikan diri. Aku menghabiskan satu tahun untuk mencari identitasnya, dan ketika aku menemukannya, betapa kagetnya aku melihat wajahnya terpampang di televisi mempromosikan departemen barunya yang menangani kasus krisis di ibukota. Dalam hati aku berkata, si brengsek ini bahkan tak mau bertanggung jawab atas perbuatannya, bagaimana dia bisa menangani perbuatan orang lain. Yang membuatku semakin terkejut adalah mengapa Antonio 'mengorbankan'-mu padahal dia baru mengenalmu. Dia bisa saja menghubungi siapapun yang dia tahu, tapi dia menghubungimu. Mungkin saja dia tak peduli kalau kau mati, asalkan kau membantunya. Tapi mau bagaimana lagi, kau sudah di sini dan menyaksikan semua ini, jadi mau tak-mau kau harus menuruti perintahku," kisahnya dengan jelas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Kumohon, mungkin ini semua bisa diselesaikan baik-baik," jawab Kyle.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Tidak! Anakku cacat seumur hidup karena si brengsek ini!" teriak pria ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Oke, oke. Apa yang kau inginkan?" tanya Kyle.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Mudah, bawakan aku uang 100 juta <i>cash </i>dalam waktu 2 jam. Aku tak peduli kau ambil darimana, mau ambil dari rekeningnya bisa, mau dari rekeningmu terserah. Kau mau mencuri pun aku tak peduli, yang penting uang itu harus ada dalam waktu dua jam, kalau tidak isi otak Antonio akan berserakan di kantor ini, dan saat anggota lain masuk kantor, mereka akan menemukan betapa merahnya ruangan ini. Dan sekali lagi jangan coba menipuku, atau melapor polisi, karena kalau aku mendengar sirene atau siapapun selain kau ke sini, akan langsung kumuntahkan peluru dari pistol ini menembus kepala bos barumu ini." jelasnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Tapi aku tak tahu mau dapat uang darimana?" katanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Aku tak peduli, brengsek. Tadi sudah kubilang! Sekarang pergi, Cepat!" teriaknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Kyle pun terpaksa bergegas pergi dengan penuh perasaan takut. Apa yang harus dia lakukan? Apa yang harus dia perbuat? Tidak ada satupun solusi yang terlintas di pikirannya. Inikah yang akan menjadi hari-hari barunya. Betapa dia merindukan kerjaan lamanya, mengatur lalu lintas, menilang pelanggar dan selesai. Tidak ada hal-hal yang terlalu berbahaya dari sana, tapi ini, berbanding 180 derajat dari sebelumnya. Baru hari pertama, dia sudah mendapat kengerian gila. Belum lagi ini masih jam 5 pagi, dari mana dia bisa mendapat uang sebanyak itu. Tabungannya saja tak sampai 10 juta. Dia pusing tujuh keliling, mau menghubungi rekan barunya di kesatuan ini dia tak tahu siapapun.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Dia baru tersadar bahwa selama tadi handphonenya dalam posisi mode kamera, dan sepanjang percakapan mereka, kameranya merekam segalanya termasuk wajah sang pelaku. Mungkin dia harus berterima kasih pada kantung bajunya yang pendek sehingga saat ditaruh, ponselnya menjulur keluar kantungnya. Kyle melihat ini sebagai kesempatan besar. Dia punya barang bukti, tapi kalau dia melaporkan ke polisi, Antonio akan langsung dibunuh. Oleh karena itu, Kyle berusaha mencari tahu tentang identitas pelaku ini. Pergilah dia ke rumah kawannya Jonathan. Jonathan memang pernah kuliah jurusan teknisi komputer selama 3 tahun di kota kelahirannya. Mungkin saja dia bisa membantu melacak identitas pelakunya ini. Untungnya jarak rumah Jonathan dekat dengan kantor itu.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Jon... Jon!!" teriaknya sambil menggedor pintu denga keras.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Kyle? Ngapain kau sepagi ini," jawabnya sembari membuka pintu.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Aku butuh bantuanmu, ini darurat abis. Bosku meregang nyawa," katanya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Apa? Apa maksudmu?" kata Jonathan dengan kaget.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Kyle kemudian menceritakan kejadian yang ia alami tadi kepada Jon. Begitu kaget mendengarnya, Jon kemudian menyetujui untuk membantunya. Setelah memperlihatkan video tersebut, Jon berusaha mencari tahu identitasnya berdasarkan pengenalan wajah pelakunya. Pencariannya tentunya membutuhkan waktu yang lama. "Kyle, kalau ini tidak berhasil, dari mana kau akan dapat uang?" katanya. Kyle sempat melupakan itu tadi dan tersadar kembali setelah ditanya. Kembali rasa ketakutan itu merasuki Kyle. "Apa yang harus kulakukan?" katanya sembari sedikit menangis.Setelah 20 menit pencarian, akhirnya ditemukan bahwa nama pelakunya adalah Riz. "Riz? Nama macam apa itu?" kata Jon. "Coba sekarang cari tahu tentang anaknya," kata Kyle.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Tunggu, nah. Di sini dikatakan bahwa dia memiliki putra bernama Andre. Dia mengalami cacat permanen setelah mengalami kecelekaan pada bulan Desember tahun lalu. Di sini dikatakan Riz melihat mobilnya bertipekan Toyota hitam. Riz pun sempat melihat platnya namun cuma setengah awal saja F23." kata Jon. Tak berselang lama, ponsel Kyle berdering dengan keras. "Halo?" angkatnya. "Bagaimana, kau sudah dapatkan uangku? Ini sudah hampir sejam," jawab Riz. "Be... Bee... Belum...", jawab Kyle dengan gugup. "Cepatlah, brengsek. Kau tak mau lihat apa akibatnya kalau kau gagal," katanya dengan nada gusar. Telepon langsung ditutup. Jonathan langsung menyela bicara, "Kita bisa lakukan pencarian berdasarkan tipe mobil dan plat yang kita tahu, paling tidak itu bisa memperkecil pencarian." Kyle menyetujuinya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Oke di sini aku dapat 4 kecocokan mobil Toyota dengan 3 plat depan F23. Dua lelaki dan satu perempuan. Kita bisa mengeliminasi perempuannya. Yang tersisa adalah Bernie Williams dan Donald Anderson," katanya. "Kedua-duanya tidak ada yang cocok," kata Kyle. "Siapa nama bosmu?" tanya Jon. "Antonio," jawab Kyle. "Antonio siapa?", lanjut Jon. "Entahlah, hanya Antonio yang kutahu," lanjut Kyle. Tapi tiba-tiba Kyle tersadar bahwa Antonio pernah menyelipkan kartu namanya di kantung bajunya kemarin sewaktu perkenalan. "Tunggu sebentar. Kayaknya aku tahu. Ini dia, Antonio Anderson," jawabnya. "Anderson? Berarti mungkin dia ada hubungan dengan Donald Anderson. Mari kita telusuri yang ini, F235G," pungkasnya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Wow. Ini foto Donald? Dia mirip sekali dengan Antonio." kata Kyle.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Jangan-jangan mereka kembar. Mungkin saja itu menjelaskan segalanya. Donald yang menabrak anak Riz, tapi Riz menduga itu perbuatan Antonio. Kawan, kau bisa meluruskan ini," kata Jon dengan nada sedikit semangat. Tetapi terlintas di dalam pikiran Kyle, pikiran yang sudah melayang kemana-mana dari tadi, bahwa sama saja Donald kan anggota keluarganya, jadi tidak ada bedanya, dia tetap membuat dia cacat. "Wow," sela Jon dengan keras. "Ada apa?" tanya Kyle.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Di sini dikatakan Donald meninggal bunuh diri dengan mobilnya. Pada Desember lalu, dia diketahui mengendarai dengan kecepatan tinggi dan sengaja mengarahkan mobilnya ke jurang, dan mayatnya ditemukan dalam kondisi hancur. Mungkin saja..." kata Jon. Tak terasa hampir dua jam, Kyle tak punya pilihan lain selain membawa data-data itu pada Riz. Dia tak punya uang, tak tahu harus berbuat apa. Bergegaslah dia kembali ke kantor. Sesampainya dia langsung diberi tatapan berat oleh Riz yang melihatnya tidak membawa uang apapun.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Tunggu dulu, aku punya sesuatu yang lebih penting daripada uang yang kau cari." pungkas Kyle. "Tak ada yang lebih penting sekarang," teriak Riz. "Ini aku ada bukti kalau yang menabrak anakmu bukanlah Antonio, tetapi kakak kembarnya, Donald. Bahkan setelah menabrak anakmu dia mungkin merasakan penyesalan besar dan membunuh dirinya dengan menjatuhkan diri beserta mobilnya ke jurang." ungkapnya. "Itu tak masuk akal, aku melihat sendiri mobil itu baik-baik saja. Kau jangan berbohong." katanya. Riz yang semakin geram dan pusing membuka plester mulut Antonio yang menyadarkannya. "Bangun kau, brengsek. Ceritakan yang sebenarnya, Sekarang!", teriaknya. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> "Itu benar. Aku tak ingin memberitahu yang sebenarnya karena aku tak ingin nama alm. kakakku semakin rusak. Dia sudah tenang di atas sana, aku tak mau menambah lukanya. Jadi aku mengakui itu kesalahanku. Tolong, kami tak punya uang yang banyak. Maafkan perbuatan kakakku." katanya dengan wajah memelas. "Aku tak peduli. Kalian sama saja, dan sekarang kau akan mati, di depan anak buahmu ini," teriak Riz. Riz dengan sigap mengeluarkan pistolnya dan membuka pengaman, menaruh jarinya pada pelatuk. Sebelum bisa melepaskan tembakan, terdengar suara tembakan keras yang langsung mengenai kepala Riz. Ternyata Jonathan-lah yang melepaskan tembakan dari belakang. Riz tergeletak kaku. Ada rasa kelegaan dari diri Antonio tapi dia juga takut bahwa masalah ini akan berbelit-belit, maka dari itu, Antonio langsung berkata pada mereka berdua, kalau kalian berdua tak melihat kejadian ini. "Aku yang menembak nya, aku seorang diri. Biar aku yang bertanggung jawab. Kalian pergi saja," kata Antonio dengan tegas.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Dengan perasaan takut, Kyle dan Jonathan bergegas pergi dan berusaha melupakan kejadian mengerikan tadi. "Kamu dapat darimana senjata ini?" tanya Kyle. "Aku memilikinya sejak usia 13 tahun, Kyle," jawab Jon. Ternyata Jonathan adalah tipe prajurit yang sigap, tak takut pada saat krisis. Sayangnya sikapnya yang korup membuat Kyle selalu memandangnya sebelah mata. Tapi tetap saja ada rasa takut yang menghantui Jonathan setelah melepaskan tembakan tadi, karena yah, Riz juga tak sepenuhnya salah, karena dia hanya ingin membela kepentingan anaknya. Dan sekarang anaknya yang malang itu semakin berduka, sudah kehilangan kakinya, sekarang malah kehilangan ayahnya. Kyle pun juga pulang dan masih trauma, serta memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia takkan jadi bertugas di sana atau bagaimana.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-large;"><b>~~</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>er1ck9</b></span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
</div>
</div>
er1ck9http://www.blogger.com/profile/15545112411209638849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4398064445207281354.post-70291625055542627152016-07-26T06:34:00.001-07:002016-07-27T17:54:03.044-07:00"Tarantula" - #01 - Pilot<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8qDXZsgDk5NwE7HxKOfHA_S_Xjy_QNdQjvbIpDYTvyJ1K_B_bkTRiiqUk2MtzzFhZxJY3Yb5dnHBCIvWVztnxsGK1F0__mNOIhZVE75YhOnpJe-QFCGMqjXzA4yRewcKOzgT-xfk7oXd5/s1600/sixshooterpistola.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8qDXZsgDk5NwE7HxKOfHA_S_Xjy_QNdQjvbIpDYTvyJ1K_B_bkTRiiqUk2MtzzFhZxJY3Yb5dnHBCIvWVztnxsGK1F0__mNOIhZVE75YhOnpJe-QFCGMqjXzA4yRewcKOzgT-xfk7oXd5/s640/sixshooterpistola.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: justify;">Suatu hari di pagi nan indah, tepatnya di sebuah kompleks perumahan di seberang utara wilayah Ibukota tinggallah seorang lelaki bernama Kyle Collins. Dia merupakan pria berbadan kekar berusia 25 tahun dan masih bujangan. Tingginya mencapai 180cm, jauh lebih tinggi daripada adiknya yang baru 20 tahun yang tinggal jauh di pedalaman. Kyle merantau ke kota sejak 14 bulan yang lalu dan bergabung dalam kesatuan polisi penegak hukum. Dia selama ini kontrak rumah kos pas pas-an. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: justify;"><span style="white-space: pre;"> </span>Setiap harinya, Kyle bertugas melakukan patroli untuk menegakkan ketertiban di jalan raya. Bukan perkara mudah bagi seorang polisi seperti Kyle untuk bisa bertugas ditengah godaan suap dari para pelanggar. Kyle bukanlah tipe polisi yang begitu saja mau disuap. Baginya suap sama saja korupsi, dan semakin mencemarkan organisasi yang membesarkan namanya selama 1 tahun terakhir. Jadi setiap dia menemukan pelanggaran, Kyle langsung mengarahkan pelaku ke pos polisi terdekat untuk mengurus hukuman dendanya. Kadang Kyle merenung sendiri melihat kawannya, Jonathan melakukan tindakan tak terpuji tersebut. Ditambah lagi sepertinya hidup Jonathan menjadi lebih baik dengan pendapatan tambahan yang mereka dapatkan tersebut, sementara Kyle hidupnya biasa-biasa saja dan tak ada peningkatan yang drastis semenjak dia merantau ke ibukota tiga tahun yang lalu. Bahkan seperempat gajinya terpakai hanya untuk membayar uang kos-annya saja. Walau begitu, Kyle tidak pernah berniat mengkhianati Jonathan dengan melaporkan tindakan tak terpuji kawannya tersebut ke atasannya. Kyle hanya berharap dia bisa sadar sendiri dengan tindakannya sebelum atasannya memergokinya atau salah seorang pengendara yang dia tahan melaporkannya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: justify;"><span style="white-space: pre;"> </span>Sepulang dari tugasnya, terkadang Kyle singgah di sebuah kafe yang menjual kopi yang harganya cukup murah, di mana Kyle juga bisa bersantai berjam-jam di sana. Lengkap dengan buku bacaan dan Wi-Fi, Kyle merasa cukup betah berada di sana semalaman, soalnya di tempat kontrakannya tidak ada apa-apa. Hanyalah tempat tidur, kamar mandi, dapur kecil-kecilan sahaja. TV-pun tidak ada. Begitu memang kontrakan serba ada. Kyle bisa saja menyewa tempat yang lebih layak, namun Kyle ingin menabung uangnya untuk suatu hari bisa membeli rumah untuk menetap. Tapi apa daya, terkadang kebutuhan hariannya malah mengerut seluruh gaji yang dia dapatkan. Alhasil, selalu terbenam di pikirannya, "Simpanannya mulai bulan depan saja." Padahal pikiran itu sudah dikatakan sejak 2 bulan pertama, nyatanya tak pernah terwujudkan.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: justify;"><span style="white-space: pre;"> </span>Pada suatu malam, tepatnya pada bulan November, Kyle melakukan rutinitas seperti biasanya dan setelahnya dia mampir ke kafe ini. Tiba-tiba seorang pria mendatangi mejanya dan langsung saja duduk di hadapannya. Dengan penuh tatapan yang menyeramkan bagaikan agen rahasia, dia mengucapkan namanya, "Malam, Kyle, nama saya Antonio," katanya. Kyle pun kebingungan, tapi dengan baik menanggapi, "Ada apa yah?" Antonio dengan penuh ke-"seram"-an hanya mengucapkan, "Aku turut prihatin padamu. Masa depanmu penuh keseraman." Tentu saja kekagetan muncul dalam diri Kyle. Seorang pria tiba-tiba menghampiri dan mengatakan kalau masa depanmu begitu suram, lalu langsung pergi. "Tunggu, Tuan," teriaknya. "Apa maksud anda?" lanjutnya. Tapi Tuan Antonio terus saja berjalan dan meninggalkan kafenya. Baru saja Kyle ingin mengejarnya keluar kafe, Antonio sudah saja naik ke atas mobil dan langsung pergi. Begitu misteriusnya Antonio membuat Kyle merasakan ada yang tidak beres, tetapi dia mencoba menenangkan dirinya dengan berpikir dalam hati, "Dia cuma mengerjaiku. Dia cuma mengerjaiku. Dia cuma mengerjaiku."</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: justify;"><span style="white-space: pre;"> </span>Langsung saja Kyle pulang ke kontrakannya penuh dengan rasa penasaran. Dia tak bisa melupakan segala hal yang dia alami tadi. Apa mungkin saja dia hanya bercanda, tapi darimana dia bisa tahu tentang dirinya, apalagi dia mengetahui dimana dia selalu berada sepulang bertugas. Ketakutan terus menggerogoti dirinya sepanjang perjalanan pulang sampai saja dia hampir tertabrak sepeda saat sedang menyeberang jalan. Untung saja dia hanya lecet sedikit. "Maaf sekali, saya yang salah," katanya pada pengendara sepeda yang sudah begitu ketakutan melihat pakaian petugas yang Kyle kenakan. Tanpa basa-basi, Kyle langsung saja naik bus ke rumahnya. Jarak rumah dengan tempat tugasnya memang jauh, tapi mau apa lagi, hanya di daerah sana saja dia menemukan kontrakan yang murah.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="white-space: pre;"> </span>Sesampainya di rumah, Kyle masih memikirkan segalanya, tetapi dia berusaha keras melupakannya apalagi tubuhnya sudah begitu lelah, dia langsung terkapar di atas ranjangnya yang lebarnya hanya lebih lebar dikit dari tubuhnya. Baru 10 menit tertidur, tiba-tiba ponselnya berbunyi dering. Langsung saja dia terbangun. "Halo," jawabnya. Tidak ada jawaban yang dia dengar. "Halo! Siapa ini? Halo? Halo! Halo!" tukasnya. Lalu tiba-tiba teleponnya mati begitu saja. Kyle semakin kesal dan merasa hari itu adalah hari buruknya. "Ah, sudahlah. Mending aku tidur sajalah." bicara pada dirinya sendiri sambil kembali melanjutkan tidur malamnya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="white-space: pre;"> </span>Keesokan harinya, Kyle kembali bekerja. Berangkat dengan perasaan yang lebih tenang, mencoba meninggalkan keanehan yang dia alami kemarin menjadi masa lalu. Sesampai di tempat tugasnya, Kyle ternyata terlambat 15 menit. Jarang memang Kyle terlambat, karena dia termasuk orang yang selalu bangun cepat. Tetapi malam kemarin memang Kyle susah tidur mengingat-ngingat kejadian itu. Maklum saja, Kyle orangnya begitu, tak bisa melupakan hal-hal aneh. Terkadang ada orang yang mengalami kejadian begitu, tetapi begitu tidur, dia melupkan segalanya, tapi Kyle tidak. Jonathan pun menyapanya, "Hei, ngapa kamu terlambat? Tumben-tumbennya." Dengan perasaan tak enak, Kyle pun menceritakan kejadian anehnya semalam berharap Jonathan tahu sesuatu tentang Antonio. "Jadi kemarin, ada orang yang tiba-tiba datang bicara padaku. Dia tahu namaku, dan bilang kalau aku akan mengalami kesialan besar. Namanya Antonio," katanya. Antonio juga tidak mengenalnya. "Siapa itu? Aku juga tak tahu." Baru saja mau membalas itu, Kyle dipanggil ke kantor atasannya. Mulai lagi ke-was-wasan menggerogoti Kyle.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Masuk ke dalam kantor, Kyle langsung disambut dengan kata-kata mengejutkan dari atasannya. "Kau dipecat!", katanya. Kyle langsung saja kaget. Atasannya termasuk orang yang serius, jarang bercanda, penuh wibawa dan langsung ke intinya. <i>Well</i>, itu begitu ke inti. Kyle begitu bingung kenapa tiba-tiba dia dipecat sampai tidak bisa berkata-kata. Yang ada dipikirannya, apa yang telah dia perbuat sampai-sampai harus dikeluarkan. Apa karena menyogok? Tapi dia tak pernah melakukan itu. Dia ingin bertanya alasannya, tapi terlalu takut. Sifat Kyle yang selalu setia menemaninya, penakut. Tapi dia berusaha memberanikan dirinya untuk bertanya. "Mengapa, tuan?," katanya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Kalau saya boleh tahu, apa kesalahan yang membuat saya sampai harus dipecat?," tanya Kyle pada atasannya. Kyle masih terkejut bahwa hari buruknya masih berlanjut hari ini. Atasannya sedikit terdiam dan berusaha menjelaskannya. "Jangan langsung kaget, aku belum selesai," ungkap atasannya. Jantung Kyle semakin berdetak kencang, katanya masih ada hal lain yang ingin disampaliannya, tapi dia tak tahu apakah itu. "Maksudnya, tuan?", tanyanya. Ternyata "Maksud saya memecatmu bukan karena kau memiliki kesalahan. Tapi kau akan kupindah tugaskan ke departemen baru." Kyle kaget sekaligus lega mendengar perkataan atasannya. Tetapi tetap saja, perasaan sedih menghantuinya mengetahui dia akan meninggalkan unit kesatuan tempat dia bertugas selama setahun belakangan ini. Kyle sendiri belum tahu departemen baru apakah yang akan dia tempati.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Ternyata pemerintah berencana membangun departemen yang menangani krisis darurat yang terjadi pada masyarakat. Intinya seperti 911-nya Amerika Serikat atau 999-nya Inggris. Tentunya ini masih dalam uji coba, tetapi mereka sangat serius dalam mengembangkan departemen baru ini. Kyle-pun merasa sedikit bangga melihat dirinya dipercaya untuk bertugas di departemen ini. Sejujurnya, Kyle merasa sedikit bosan menjalani tugasnya dijalanan setiap hari, mengatur jalanan. Tapi walau bosan, Kyle tak pernah lalai dalam menjalankan tugasnya. Mengetahui bahwa dia akan dipindahkan, dia mungkin bisa mencari pengalaman baru di sana. "Terima kasih atas segalanya. Saya hampir pingsan tadi, Pak, ketika anda bilang saya dipecat," katanya. Atasannya tertawa. Wow, ini kali pertama Kyle melihat atasannya tertawa. "Aku hanya bercanda, Kyle. Jangan diambil hati. Tapi memang benar, kamu kan 'dipecat' dari kesatuan ini," pungkasnya. Kyle pun ikutan tersenyum. "Oh, iya. Aku ingin perkenalkan pimpinan barumu," lanjutnya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Tiba-tiba suara pintu terbuka dari belakang. "Masuklah," kata atasan. Kyle berbalik melihat orang yang masuk. Bagaikan di film-film, Kyle mulai memandang dari bawah. Orang ini bagaikan orang kaya. Sepatunya saja hitam dan mengkilap bagaikan kaca, menyilaukan mata. Sol sepatunya saja dari bahan bambu yang merupakan bahan mahal. Celananya tren masa kini tapi tetap rapi. Rim-nya merek ternama. Bajunya begitu rapi lalu ditutupi jas mewah. Dan ternyata saat sampai ke wajah, Kyle terkejut. Ternyata beliau adalah orang yang menemui dia semalam di kafe. "What?," teriaknya. Antonio langsung tertawa terbahak-bahak. "Haha, kau kaget melihat kita bertemu lagi, Kyle." katanya. "Jadi anda bos baruku? Aku semalaman tak bisa tidur mendengar perkataan anda," jawab si Kyle. Antonio pun mengurangi tawanya lalu meminta maaf, "Astaga, segitunya. Maafin. Saya memang orangnya gitu, jahil. Bahkan sama anak buah saya. Tapi kalo urusan kerjaan, saya selalu serius." jawab Antonio. 'Benar sekali," tambah atasan lamanya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Yah, ada sedikit kelegaan dalam diri Kyle mengetahui segala kejadian yang menimpanya dua hari ini hanyalah "candaan" dari bos barunya. Tapi tentu saja dia akan berusaha membuat <i>first impression</i> pada bos barunya. "Kalau saya boleh tahu, apa tugas baru saya?" tanyanya. Antonio menjelaskan bahwa ini adalah departemen yang berat, dengan jumlah yang masih sedikit, mereka begitu yakin membuat jaringan darurat yang memungkinkan masyarakat menghubungi apabila terjadi kejadian darurat. Kyle akan ditugaskan di bagian tim tanggapnya, yaitu yang langsung turun ke lapangan. "Ini kerjaan berat yah, jadi kamu harus siap. Kejadian di luar sana tak ada yang tahu. Hari ini kamu pulang saja dulu, besok baru mulai. Nanti akan kukenalkan pada anggota barumu."</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Terlepas dari itu, apa yang dikatakan Antonio kemarin tetap ada benarnya. Masa-masa yang akan dilalui oleh Kyle bisa saja berat. Setelah perbincangan selesai, Kyle keluar dari menceritakan apa yang terjadi pada Jonathan. "Apa?", tukas Jonathan. Yap, tentu saja Jonathan kaget, sekaligus ada sedikit perasaan iri mengingat Jonathan sudah berada di departemen selama 3 tahun, dua tahun lebih lama dibandingkan Kyle, tapi mungkin ini sudah rejeki dari Kyle dan dia tetap bersyukur. "Semoga saja kau tak melupakanku," kata Jonathan. "Tidak lah, bodoh. Tiap minggu kita bisa kumpul," balasnya. Walau Jonathan tahu bahwa Kyle sering nongkrong di kafe langganannya, kenyataannya Jonathan tak pernah ke sana selama ini. Kyle mungkin memakluminya, karena Jonathan sendiri lebih dewasa, usianya sudah hampir memasuki 30 tahun, sudah beristri dan sebentar lagi akan memiliki putra. Usia kandungan istrinya, Deva sudah memasuki bulan ke-7, jadi Jonathan jadi giat-giatnya menjaga dan merawat istrinya. Tapi dia pun berjanji akan bertemu sering dengan Kyle sepeninggalnya dari kesatuan.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Kyle pulang dan langsung beristirahat dengan panjang. Kira-kira jam 5 dia pulang dan dia tidur sampai besok. Subuhnya, sekitar pukul 4, hapenya berbunyi dengan nyaring. Dilihatnya nomornya tidak dikenal. "Siapa ini menelpon subuh-subuh begini?", tanyanya pada diri sendiri. Diangkatlah, dan terdengar suara Antonio, "Kyle, segera ke kantor, sekarang! Keadaan darurat." Kyle terkaget dan menjawab, "Sekarang?" Antonio lalu merespon "Ya, cepat, sekarang!." Kyle merasakan kewibawaan Antonio ini. Ternyata benar katanya, kalau soal kerjaan, bos barunya ini pasti sangat serius. Sebelum menutup telponnya Kyle kembali bertanya, "Emang keadaan darurat apa Bos?". Jawabnya, "Sekarang!" Telepon langsung ditutup, dan Kyle buru-buru ke sana, tanpa mandi, hanya berganti baju saja, karena ini terdengar serius.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-large;">~~</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>er1ck9</b></span><br />
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
</div>
</div>
er1ck9http://www.blogger.com/profile/15545112411209638849noreply@blogger.com0