"Tarantula" - #01 - Pilot


Suatu hari di pagi nan indah, tepatnya di sebuah kompleks perumahan di seberang utara wilayah Ibukota tinggallah seorang lelaki bernama Kyle Collins. Dia merupakan pria berbadan kekar berusia 25 tahun dan masih bujangan. Tingginya mencapai 180cm, jauh lebih tinggi daripada adiknya yang baru 20 tahun yang tinggal jauh di pedalaman. Kyle merantau ke kota sejak 14 bulan yang lalu dan bergabung dalam kesatuan polisi penegak hukum. Dia selama ini kontrak rumah kos pas pas-an. 
  Setiap harinya, Kyle bertugas melakukan patroli untuk menegakkan ketertiban di jalan raya. Bukan perkara mudah bagi seorang polisi seperti Kyle untuk bisa bertugas ditengah godaan suap dari para pelanggar. Kyle bukanlah tipe polisi yang begitu saja mau disuap. Baginya suap sama saja korupsi, dan semakin mencemarkan organisasi yang membesarkan namanya selama 1 tahun terakhir. Jadi setiap dia menemukan pelanggaran, Kyle langsung mengarahkan pelaku ke pos polisi terdekat untuk mengurus hukuman dendanya. Kadang Kyle merenung sendiri melihat kawannya, Jonathan melakukan tindakan tak terpuji tersebut. Ditambah lagi sepertinya hidup Jonathan menjadi lebih baik dengan pendapatan tambahan yang mereka dapatkan tersebut, sementara Kyle hidupnya biasa-biasa saja dan tak ada peningkatan yang drastis semenjak dia merantau ke ibukota tiga tahun yang lalu. Bahkan seperempat gajinya terpakai hanya untuk membayar uang kos-annya saja. Walau begitu, Kyle tidak pernah berniat mengkhianati Jonathan dengan melaporkan tindakan tak terpuji kawannya tersebut ke atasannya. Kyle hanya berharap dia bisa sadar sendiri dengan tindakannya sebelum atasannya memergokinya atau salah seorang pengendara yang dia tahan melaporkannya.
  Sepulang dari tugasnya, terkadang Kyle singgah di sebuah kafe yang menjual kopi yang harganya cukup murah, di mana Kyle juga bisa bersantai berjam-jam di sana. Lengkap dengan buku bacaan dan Wi-Fi, Kyle merasa cukup betah berada di sana semalaman, soalnya di tempat kontrakannya tidak ada apa-apa. Hanyalah tempat tidur, kamar mandi, dapur kecil-kecilan sahaja. TV-pun tidak ada. Begitu memang kontrakan serba ada. Kyle bisa saja menyewa tempat yang lebih layak, namun Kyle ingin menabung uangnya untuk suatu hari bisa membeli rumah untuk menetap. Tapi apa daya, terkadang kebutuhan hariannya malah mengerut seluruh gaji yang dia dapatkan. Alhasil, selalu terbenam di pikirannya, "Simpanannya mulai bulan depan saja." Padahal pikiran itu sudah dikatakan sejak 2 bulan pertama, nyatanya tak pernah terwujudkan.
  Pada suatu malam, tepatnya pada bulan November, Kyle melakukan rutinitas seperti biasanya dan setelahnya dia mampir ke kafe ini. Tiba-tiba seorang pria mendatangi mejanya dan langsung saja duduk di hadapannya. Dengan penuh tatapan yang menyeramkan bagaikan agen rahasia, dia mengucapkan namanya, "Malam, Kyle, nama saya Antonio," katanya. Kyle pun kebingungan, tapi dengan baik menanggapi, "Ada apa yah?" Antonio dengan penuh ke-"seram"-an hanya mengucapkan, "Aku turut prihatin padamu. Masa depanmu penuh keseraman." Tentu saja kekagetan muncul dalam diri Kyle. Seorang pria tiba-tiba menghampiri dan mengatakan kalau masa depanmu begitu suram, lalu langsung pergi. "Tunggu, Tuan," teriaknya. "Apa maksud anda?" lanjutnya. Tapi Tuan Antonio terus saja berjalan dan meninggalkan kafenya. Baru saja Kyle ingin mengejarnya keluar kafe, Antonio sudah saja naik ke atas mobil dan langsung pergi. Begitu misteriusnya Antonio membuat Kyle merasakan ada yang tidak beres, tetapi dia mencoba menenangkan dirinya dengan berpikir dalam hati, "Dia cuma mengerjaiku. Dia cuma mengerjaiku. Dia cuma mengerjaiku."
  Langsung saja Kyle pulang ke kontrakannya penuh dengan rasa penasaran. Dia tak bisa melupakan segala hal yang dia alami tadi. Apa mungkin saja dia hanya bercanda, tapi darimana dia bisa tahu tentang dirinya, apalagi dia mengetahui dimana dia selalu berada sepulang bertugas. Ketakutan terus menggerogoti dirinya sepanjang perjalanan pulang sampai saja dia hampir tertabrak sepeda saat sedang menyeberang jalan. Untung saja dia hanya lecet sedikit. "Maaf sekali, saya yang salah," katanya pada pengendara sepeda yang sudah begitu ketakutan melihat pakaian petugas yang Kyle kenakan. Tanpa basa-basi, Kyle langsung saja naik bus ke rumahnya. Jarak rumah dengan tempat tugasnya memang jauh, tapi mau apa lagi, hanya di daerah sana saja dia menemukan kontrakan yang murah.
  Sesampainya di rumah, Kyle masih memikirkan segalanya, tetapi dia berusaha keras melupakannya apalagi tubuhnya sudah begitu lelah, dia langsung terkapar di atas ranjangnya yang lebarnya hanya lebih lebar dikit dari tubuhnya. Baru 10 menit tertidur, tiba-tiba ponselnya berbunyi dering. Langsung saja dia terbangun. "Halo," jawabnya. Tidak ada jawaban yang dia dengar. "Halo! Siapa ini? Halo? Halo! Halo!" tukasnya. Lalu tiba-tiba teleponnya mati begitu saja. Kyle semakin kesal dan merasa hari itu adalah hari buruknya. "Ah, sudahlah. Mending aku tidur sajalah." bicara pada dirinya sendiri sambil kembali melanjutkan tidur malamnya.
  Keesokan harinya, Kyle kembali bekerja. Berangkat dengan perasaan yang lebih tenang, mencoba meninggalkan keanehan yang dia alami kemarin menjadi masa lalu. Sesampai di tempat tugasnya, Kyle ternyata terlambat 15 menit. Jarang memang Kyle terlambat, karena dia termasuk orang yang selalu bangun cepat. Tetapi malam kemarin memang Kyle susah tidur mengingat-ngingat kejadian itu. Maklum saja, Kyle orangnya begitu, tak bisa melupakan hal-hal aneh. Terkadang ada orang yang mengalami kejadian begitu, tetapi begitu tidur, dia melupkan segalanya, tapi Kyle tidak. Jonathan pun menyapanya, "Hei, ngapa kamu terlambat? Tumben-tumbennya." Dengan perasaan tak enak, Kyle pun menceritakan kejadian anehnya semalam berharap Jonathan tahu sesuatu tentang Antonio. "Jadi kemarin, ada orang yang tiba-tiba datang bicara padaku. Dia tahu namaku, dan bilang kalau aku akan mengalami kesialan besar. Namanya Antonio," katanya. Antonio juga tidak mengenalnya. "Siapa itu? Aku juga tak tahu."  Baru saja mau membalas itu, Kyle dipanggil ke kantor atasannya. Mulai lagi ke-was-wasan menggerogoti Kyle.
        Masuk ke dalam kantor, Kyle langsung disambut dengan kata-kata mengejutkan dari atasannya. "Kau dipecat!", katanya. Kyle langsung saja kaget. Atasannya termasuk orang yang serius, jarang bercanda, penuh wibawa dan langsung ke intinya. Well, itu begitu ke inti. Kyle begitu bingung kenapa tiba-tiba dia dipecat sampai tidak bisa berkata-kata. Yang ada dipikirannya, apa yang telah dia perbuat sampai-sampai harus dikeluarkan. Apa karena menyogok? Tapi dia tak pernah melakukan itu. Dia ingin bertanya alasannya, tapi terlalu takut. Sifat Kyle yang selalu setia menemaninya, penakut. Tapi dia berusaha memberanikan dirinya untuk bertanya. "Mengapa, tuan?," katanya.
        Kalau saya boleh tahu, apa kesalahan yang membuat saya sampai harus dipecat?," tanya Kyle pada atasannya. Kyle masih terkejut bahwa hari buruknya masih berlanjut hari ini. Atasannya sedikit terdiam dan berusaha menjelaskannya. "Jangan langsung kaget, aku belum selesai," ungkap atasannya. Jantung Kyle semakin berdetak kencang, katanya masih ada hal lain yang ingin disampaliannya, tapi dia tak tahu apakah itu. "Maksudnya, tuan?", tanyanya. Ternyata "Maksud saya memecatmu bukan karena kau memiliki kesalahan. Tapi kau akan kupindah tugaskan ke departemen baru." Kyle kaget sekaligus lega mendengar perkataan atasannya. Tetapi tetap saja, perasaan sedih menghantuinya mengetahui dia akan meninggalkan unit kesatuan tempat dia bertugas selama setahun belakangan ini. Kyle sendiri belum tahu departemen baru apakah yang akan dia tempati.
      Ternyata pemerintah berencana membangun departemen yang menangani krisis darurat yang terjadi pada masyarakat. Intinya seperti 911-nya Amerika Serikat atau 999-nya Inggris. Tentunya ini masih dalam uji coba, tetapi mereka sangat serius dalam mengembangkan departemen baru ini. Kyle-pun merasa sedikit bangga melihat dirinya dipercaya untuk bertugas di departemen ini. Sejujurnya, Kyle merasa sedikit bosan menjalani tugasnya dijalanan setiap hari, mengatur jalanan. Tapi walau bosan, Kyle tak pernah lalai dalam menjalankan tugasnya. Mengetahui bahwa dia akan dipindahkan, dia mungkin bisa mencari pengalaman baru di sana. "Terima kasih atas segalanya. Saya hampir pingsan tadi, Pak, ketika anda bilang saya dipecat," katanya. Atasannya tertawa. Wow, ini kali pertama Kyle melihat atasannya tertawa. "Aku hanya bercanda, Kyle. Jangan diambil hati. Tapi memang benar, kamu kan 'dipecat' dari kesatuan ini," pungkasnya. Kyle pun ikutan tersenyum. "Oh, iya. Aku ingin perkenalkan pimpinan barumu," lanjutnya.
        Tiba-tiba suara pintu terbuka dari belakang. "Masuklah," kata atasan. Kyle berbalik melihat orang yang masuk. Bagaikan di film-film, Kyle mulai memandang dari bawah. Orang ini bagaikan orang kaya. Sepatunya saja hitam dan mengkilap bagaikan kaca, menyilaukan mata. Sol sepatunya saja dari bahan bambu yang merupakan bahan mahal. Celananya tren masa kini tapi tetap rapi. Rim-nya merek ternama. Bajunya begitu rapi lalu ditutupi jas mewah. Dan ternyata saat sampai ke wajah, Kyle terkejut. Ternyata beliau adalah orang yang menemui dia semalam di kafe. "What?," teriaknya. Antonio langsung tertawa terbahak-bahak. "Haha, kau kaget melihat kita bertemu lagi, Kyle." katanya. "Jadi anda bos baruku? Aku semalaman tak bisa tidur mendengar perkataan anda," jawab si Kyle. Antonio pun mengurangi tawanya lalu meminta maaf, "Astaga, segitunya. Maafin. Saya memang orangnya gitu, jahil. Bahkan sama anak buah saya. Tapi kalo urusan kerjaan, saya selalu serius." jawab Antonio. 'Benar sekali," tambah atasan lamanya.
      Yah, ada sedikit kelegaan dalam diri Kyle mengetahui segala kejadian yang menimpanya dua hari ini hanyalah "candaan" dari bos barunya. Tapi tentu saja dia akan berusaha membuat first impression pada bos barunya. "Kalau saya boleh tahu, apa tugas baru saya?" tanyanya. Antonio menjelaskan bahwa ini adalah departemen yang berat, dengan jumlah yang masih sedikit, mereka begitu yakin membuat jaringan darurat yang memungkinkan masyarakat menghubungi apabila terjadi kejadian darurat. Kyle akan ditugaskan di bagian tim tanggapnya, yaitu yang langsung turun ke lapangan. "Ini kerjaan berat yah, jadi kamu harus siap. Kejadian di luar sana tak ada yang tahu. Hari ini kamu pulang saja dulu, besok baru mulai. Nanti akan kukenalkan pada anggota barumu."
        Terlepas dari itu, apa yang dikatakan Antonio kemarin tetap ada benarnya. Masa-masa yang akan dilalui oleh Kyle bisa saja berat. Setelah perbincangan selesai, Kyle keluar dari menceritakan apa yang terjadi pada Jonathan. "Apa?", tukas Jonathan. Yap, tentu saja Jonathan kaget, sekaligus ada sedikit perasaan iri mengingat Jonathan sudah berada di departemen selama 3 tahun, dua tahun lebih lama dibandingkan Kyle, tapi mungkin ini sudah rejeki dari Kyle dan dia tetap bersyukur. "Semoga saja kau tak melupakanku," kata Jonathan. "Tidak lah, bodoh. Tiap minggu kita bisa kumpul," balasnya. Walau Jonathan tahu bahwa Kyle sering nongkrong di kafe langganannya, kenyataannya Jonathan tak pernah ke sana selama ini. Kyle mungkin memakluminya, karena Jonathan sendiri lebih dewasa, usianya sudah hampir memasuki 30 tahun, sudah beristri dan sebentar lagi akan memiliki putra. Usia kandungan istrinya, Deva sudah memasuki bulan ke-7, jadi Jonathan jadi giat-giatnya menjaga dan merawat istrinya. Tapi dia pun berjanji akan bertemu sering dengan Kyle sepeninggalnya dari kesatuan.
        Kyle pulang dan langsung beristirahat dengan panjang. Kira-kira jam 5 dia pulang dan dia tidur sampai besok. Subuhnya, sekitar pukul 4, hapenya berbunyi dengan nyaring. Dilihatnya nomornya tidak dikenal. "Siapa ini menelpon subuh-subuh begini?", tanyanya pada diri sendiri. Diangkatlah, dan terdengar suara Antonio, "Kyle, segera ke kantor, sekarang! Keadaan darurat." Kyle terkaget dan menjawab, "Sekarang?" Antonio lalu merespon "Ya, cepat, sekarang!." Kyle merasakan kewibawaan Antonio ini. Ternyata benar katanya, kalau soal kerjaan, bos barunya ini pasti sangat serius. Sebelum menutup telponnya Kyle kembali bertanya, "Emang keadaan darurat apa Bos?". Jawabnya, "Sekarang!" Telepon langsung ditutup, dan Kyle buru-buru ke sana, tanpa mandi, hanya berganti baju saja, karena ini terdengar serius.
~~
er1ck9

Share on Google Plus

About er1ck9

Penulis Amatiran yang Mencoba Berbagi Kisahnya

0 komentar :

Posting Komentar