Harry Potter and The Cursed Child (2016) — Review


Disaat petualangan Harry Potter di layar lebar telah usai pasca Deathly Hollows Part 2 lima tahun silam, kini J.K. Rowling mengajak kita bertualang sekali lagi bersama Potter. Tidak hadir lewat novel ataupun film, tetapi melalui pertunjukan teater yang pertama kali pentas pada akhir Juni tahun ini, Rowling bersama dengan kedua rekannya membawa kita kembali ke dunia Harry Potter tentunya dengan pemain-pemain yang baru. Sayangnya kita yang tidak tinggal di London tidak dapat menyaksikan pentas tersebut secara langsung. Tapi jangan khawatir karena mereka memutuskan membukukan script Cursed Child dan merilisnya akhir Juli lalu. Butuh delapan hari bagi saya untuk menyelesaikan novel script yang hanya berisi 300-an halaman, bukan karena malas, tapi tak ingin cepat-cepat berpisah dengan seri yang juga menjadi akhir petualangan mereka.

Seperti tagline-nya, ceritanya langsung melompat 19 tahun pasca Deathly Hallows. Harry dan Ginny punya 3 anak: James, Albus dan Lily. Hermoine dan Ron punya 2 anak: Rose dan Hugo. Sementara Draco dan mendiang istrinya memiliki satu anak: Scorpius. Ceritanya berfokus pada Albus yang melihat sifat dirinya yang begitu berbeda dengan Harry. Albus bahkan masuk ke Slytherin berbeda dengan ayahnya dan kedua sodaranya yang masuk Gryfindor. Sejak saat itulah Albus terus diejek karena sangat bertentangan dengan ayahnya, sehingga Albus mencari pelarian dengan menjalin pertemanan dengan Scorpius Malfoy. Sama dengan Albus, Scorpius berbeda sekali dengan ayahnya. Scorpius begitu ramah, ceria dan penuh canda namun dibalik itu dia juga dihadapkan dengan rumor tak sedap bahwa dia itu keturunan Voldemort. Hingga suatu saat, Harry ditemui oleh ayah Cedric yang mendengar kapan bahwa Time-Turner masih ada dan berniat kembali ke masa lalu menyelamatkan Cedric yang dibunuh Voldemort saat berlomba dengan Harry. Albus yang menguping pembicaraan mereka, memutuskan untuk kembali ke masa lalu. Namun ternyata dibalik itu semua, banyak hal yang terjadi mulai dari apa yang terjadi jika kalian bermain-main dengan masa lalu hingga kebenaran pahit yang harus mereka dapati tentang seseorang yang mereka cintai.

Secara keseluruhan, seri kedelapan ini masih penuh dengan petualangan, nostalgia, dan twist layaknya 7 novel Harry Potter sebelumnya. Beberapa karakter lama pun turut menghiasi novelnya mulai dari Dombledore, Snape hingga Voldemort. Walau masih terdapat beberapa plot-hole, buku kedelapan ini patut kalian baca jikalau kalian penggemar dunia Harry Potter. Setelah mengumumkan bahwa ini adalah seri penutup Potter dan tidak akan ada lagi novel Harry Potter yang selanjutnya, saya cukup merasa sedih tapi bahagia juga bahwa ini salah satu seri yang paling saya sukai mulai dari pertama kali novel nya keluar atau paling tidak pertama kali filmnya keluar.

 
(GREAT)
Share on Google Plus

About er1ck9

Penulis Amatiran yang Mencoba Berbagi Kisahnya

1 komentar :